Minggu, 07 April 2013

MOZAIC || CHAPTER 4

"Aku adalah Ratu negeri ini. Aku ingin memberikan nama sihir untuk kalian para pendatang Mozaic. Silakan kalian untuk duduk di bangku yang telah dipersiapkan" ucap ratu di atas gedung. "Sudah cepat naik" kata Tao padaku. Akupun berjalan menuju bangku yg berbalut kain putih dengan jahitan yang bertuliskan namaku. Saat aku duduk begitupun dengan yang lain, perlahan bangku itu melayang menuju panggung melayang yang kokoh. Satu persatu para pendatang baru berjalan ke panggung tersebut, menerima surat dan kembali turun. Kebanyakan dari mereka terlihat takjub dengan nama sihir mereka. "Lee Mikyung" ratu pun memanggil namaku. Perlahan bangku yang kududuki melayang menuju panggung tersebut dan mempersilakan aku untuk berjalan di panggung yg kokoh itu. "Ini amplopmu. Bukalah." Perintah ratu padaku. Akupun membuka amplop tersebut. "Zior Micua La Veorie" itu nama sihirku. "Itu adalah nama spesial yang aku tentuka untukmu. Kuharap kau dapat menjadi seseorang yg dapat melindungi negeri ini mikyung-ah" ucap ratu sambil mengelus rambutku. "Gomapseubnida,mama" ucapku sambil membungkukkan badan. Akupun kembali berjalan menuju bangkuku yg tadi. Dan turun ke lantai dasar. Tao menyambutku dengan ceria. "Bagaimana? Beliau baik bukan? Apa nama sihirmu? Apa kau menyukainya?" Tanya Tao. "Yaa dia baik dan aku sangat menyukai nama sihirku yang baru ini. Zior Micua La Veorie. Nama yang indah kan? Mama juga berharap dengan nama ini aku bisa melindungi negeri ini" ucapku panjang lebar. "Hmm begitukah? Baiklah, ayo pulang. Ka~" ajak Tao. Akupun berjalan menuju mobil yang diparkir tidak jauh dari pintu kastil. "Hmm namamu itu......" ucap tao yang belum selesai (?) "Apa?? Namaku kenapa?" Tanyaku. "Namamu bagus. Bagus sekali. Aku sangat menyukainya" ucap Tao sembari menyetir. "Terima kasih Tao. Hm bagaimana dengan nama sihirmu?" Tanyaku. Tao terlihat kaget dan sedikit tergagap gagap saat mengucapkan namanya "n..nama..namaku Zie Hwang La Veorie" jawab Tao. "Nama akhirnya sama sepertiku? Wah kenapa bisa ya? Itu keren sekali. Apakah nama akhiran sang senior pendidik harus sama dengan junior?" Tanyaku. Tapi Tao tidak menjawabnya. Yaa aku mengerti itu karena dia sedang menyetir.

*tao pov*
Aku tidak tau harus mengatakannya atau tidak. Aku bingung. Aku takut salah langkah tentang persamaan namaku dengannya. Mungkin... waktu akan menjawabnya suatu saat nanti. Ya.. lebih baik aku tidak menjawabnya. Lagipula dia diam saja. Fokus ke jalan Tao.. batin Tao
*tao pov end*

Sesampainya di rumah, Tao langsung meminta untuk pamit pulang. Dan aku pun langsung mengganti pakaianku dan tidur

Keesokan harinya....
"Mikyungah~ cepat bangun.! Ini aku Tao. Save nomorku ya. Dan jangan lupa jam 2 siang nanti aku akan menjemputmu. Jangan sampai terlambat^^"
Sms yang tidak bernama itu ternyata dari Tao. Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang. Aku masih duduk terdiam di pinggir ranjang. Menatap mentari yang sangat terik. "Kau mau sekolah jam berapa?" Tanya eomma dari arah pintu sambil membawakanku beberapa kue kering. "Oh, aku sekolah pukul 2 siang eomma. Eomma sudah makan?" Aku mengambil kue kering itu dari toples yang dibawakan eomma. "Sudah kok. Sekarang kamu siap siap. Eomma akan menyuruh Tao untuk datang lebih awal ya" eomma pergi menuju ruang tamu. Kenapa eomma menyuruhnya untuk datang lebih awal ya???

Sekarang sudah jam 1 siang, dimana Tao akan menjemputku 10 menit lagi sesuai yang dijanjikan oleh eomma. "Kamu sudah beres nak?" Tanya eomma. "Sudah eomma. Aku harus menunggu Tao di luar ya eomma" aku berjalan menuju teras rumah. Belum ada tanda Tao akan datang. "Jangan lupakan ini. Jubahmu..." eomma membawakanku jubah sekolah. "Ne gomawo eomma" tak berapa lama, Tao pun datang. Dia keluar dari mobilnya dan.......... wow keren. Aku tidak pernah melihatnya memakai pakaian seperti itu. Dia benar benar berbeda dari biasanya. "Ayo masuk" Tao tersenyum padaku.

-TBC-
Baru sebagian nih. Belum selesai. Nanti malem dilanjutin lagi. Mohon kritik dan saran dari kalian yaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar