Sabtu, 04 Mei 2013

HEAVEN || Chapter 7

4 bulan lamanya.... Aku semakin dekat dengan hoya dan semakin mengenalnya lebih dalam. Setiap hari hoya selalu berkunjung ke rumahku. Menanyakan keadaanku dan bertanya tentang sungyeol saat bersamaku. Hari ini aku dan hoya akan pergi ke taman kota. "Kau harus melihat bunga bunga yang sedang bermekaran. Akan sangat indah untuk dilihat. Kau pasti akan menyukainya" ucap hoya. Aku mengangguk. Aku mengambil tasku yang sudah siap sedia. Dan kami pun langsung berjalan kaki menuju taman kota yang tidak jauh dari rumahku. Rasanya menyenangkan, dan nyaman bisa berjalan dengan hoya. Seperti saat aku bersama dengan Yoseob. Ya.. tidak jauh berbeda. "Hmm sebenarnya berapa lama kau... merasa sedih karena kepergian Yoseob?" Tanya hoya yang begitu tiba tiba. Aku menghentikan langkahku. "Tolong... aku harap... baiklah akan kujelaskan di taman nanti" ucapku sambil sedikit tertunduk. Kenapa dia selalu bertanya tentang itu? "Terima kasih ya. Aku akan membantumu. Semaksimal mungkin agar kau kembali menjadi yang diceritakan oleh sungyeol" hoya merangkulku. Dan kami melanjutkan perjalanan. Hingga akhirnya kami sampai di taman kota. Bunga bunga yang sedang bermekaran di musim semi ini sangat indah. Aku sangat menyukainya. Aku menyunggingkan senyum manisku dan mengambil beberapa bunga yang mekar. Kurangkai bunga bunga itu sehingga menjadi bucket bunga yang cantik dan elegan. "Kau terampil juga ya? Biasanya orang sepertimu mudah sekali untuk melupakan satu masalah jika melakukan satu hal yang paling disukai. Betul kan?" Tanya hoya. Aku menghampirinya dan memberikan bucket bunga padanya. "Ini.. yang yoseob oppa ajarkan padaku. Selama dia masih hidup dan selama dia berada disampingku. Melindungiku.. membuatku tenang. Semuanya baik baik saja saat ia ada. Semua masalah seperti layaknya bayangan hitam yang tidak begitu penting untuk dipermasalahkan. Yoseob oppa mengajarkanku.. kesempurnaan dalam hidup. 'Lakukan apa yang kau sukai. Dan kau akan melupakan masalahmu. Sekalipun itu adalah masalah terbesarmu' dan itu benar. Setidaknya saat masalah itu kembali, aku dapat menyelesaikannya dengan tenang. Yoseob oppa... dia.. adalah kebahagiaanku. Hmm, bucket bunga ini untukmu hoya ssi" ucapku lembut sambil tersenyum padanya. "Untuk apa? Apakah aku melakukan sesuatu yang membuatmu gembira?" Tanya hoya bingung. "Hmm yee. Kau selalu hadir setiap saat. Berkunjung ke rumahku, menanyakan kabarku dan sungyeol, membuatku bahagia dengan hal seperti ini. Jalan ke taman kota, pusat perbelanjaan, taman kanak kanak, dan berbagai macam tempat yg belum pernah aku temui. Terima kasih atas segalanya.. hoya ssi. Jadi... terimalah bucket bunga buatanku ini. Ini juga... ucapan terima kasih dari yoseob oppa di sana" aku benar benar merasa senang saat ia datang dan berada di kehidupanku. Hoya memelukku. Membuatku tenang dan hangat. Hangat? Ini berbeda. Pelukannya berbeda dengan sungyeol. Sungyeol sahabat terbaikku. "Aku juga sangat senang berada disebelahmu. Saat aku memanggilmu noona, itu yg paling aku sukai. Memelukmu seperti ini, aku tau apa yang kau rasakan" ucap hoya "terima kasih atas bunganya. Maukah kau menjadi yeojachinguku?" Bisik hoya. "Ne??" Tanyaku yang masih kebingungan harus bilang apa. "Yeoja.. chin...gu. arra? Yeojachingu? Pacarku? Mau kan?" Tanya hoya dengan wajah..... aegyo? "Ah. Aigoo. Aku baru mengenalmu selama 4 bulan. Apa itu tidak terlalu sebentar??" Tanyaku. "Ah, ayolah. Baiklah, katakan apa yang harus aku lakukan agar kau mau menerimaku?" Tanya hoya lagi. "Hmmmmm....." aku harus memberi tantangan apa? Tapi tunggu. Apakah ini nyata?

"Tantangannya....." pikirku. "Ne ne ne apa?" Hoya memegang tanganku erat. "Kau harus... mengabarkan kabar ini pada keluargaku yang ada di Indonesia" ucapku. "Mwo? I..Indonesia?" Hoya terlihat kaget. "Disana ada banyak pulau. Aku tidak tau dimana keluargamu tinggal." Hoya terlihat sangat lesu.

*sungyeol pov*
Akhirnya... sahabatku sudah menemukan penggantinya. Walaupun itu bukan aku, tapi aku yakin ini yang terbaik baginya. Memiliki seorang yang dapat membuatnya bahagia. Tapi bagaimana dengan coklat untuknya? Apa aku harus memberinya sekarang?
Aku memperhatikan mereka dari jauh sambil memegang erat coklat yang sudah meleleh. Jauh sampai kupastikan sandy tidak akan melihatku. Sedih dan ingin menangis, tapi aku harus tersenyum saat dia bisa kembali tersenyum. Biarpun karena orang lain. Itu kan prinsipku. Aku bisa.
*sungyeol pov end*

Tak lama, sungyeol pun datang dan membawakan coklat untukku dan hoya. "Aigoo sedang apa kalian disini?" tanya sungyeol. "Aku sudah dengannya yeoliah" hoya merangkul ku. Aku kaget dan melepaskan rangkulannya. Hoya melirikku. "Ah.. itu. Hmm kogi.. chukkae" ucap sungyeol canggung. Ada yang berbeda dari senyumannya. Kenapa? Ia tampak.... ah tidak mungkin. "Sungyeol ah.. aku tidak akan pernah melupakanmu" ucapku. Entah kenapa aku sangat ingin memeluknya sekarang. "Coklatnya.. cepat dimakan ya. Sudah sedikit meleleh. Aku harus pergi sekarang. Ada keperluan. Annyeong" sungyeol berlari menuju pagar keluar. Ia berbeda. Aku merasakannya

-TBC-

Thanks reader. Still read my fanfic ya. Jangan pernah bosen juga untuk memberi saran, kesan dan kritik kalian. Aku tunggu looh. Jangan lupa juga buat promosiin blog ku yang baru ini. Aku newbie guys. Jangan lupa juga buat follow aku di twitter @LLaudza dan ig aku @kpop_lula . Thank you~♥

Tidak ada komentar:

Posting Komentar