Sabtu, 18 Mei 2013

HEAVEN || Chapter 8

Aku menatap sungyeol yang pergi "ayo duduk dan kita makan coklat ini" ajak hoya. Aku mengangguk dan memakan coklat yang diberi sunyeol bersamanya.

*sungyeol p.o.v*
Duduk di bangku sisi kota ini membuatku sedikit merasa tenang dan membuatku teringat dengan masa kecilku lagi. Dengan sandy kecil. Keluargaku tinggal di UK. Sedangkan aku tinggal di Seoul bersama tanteku. Sandy kecil yang baru saja datang dari Indonesia merupakan teman perempuan pertamaku karena semua temanku ada di U.K. Aku mulai menyukainya ketika aku tau kalau dia penyuka coklat. Sama sepertiku. Dia sudah menjadi tetanggaku sejak kecil. Walaupun saat sekolah kita tidak satu sekolahan, tapi rumahku dekat dengan rumahnya. Tapi saat kuliah, ternyata kita kuliah di kampus yang sama. Aku pun menjadi tetangganya lagi.  Setiap kali aku bertemu dengannya, ia selalu memberiku coklat. Entah itu kue coklat, coklat batangan, atapun coklat panas. "Kau mau coklat? Ini semua buatan ibuku loh. Jika kau mau, ambilah" senyuman sandy sangat manis dan damai. Aku mengambil satu potong coklat batangan dan memakannya "aku suka coklatnya. Terima kasih ya" ucapku sambil mengunyah coklat. "Aku.... selalu ingat senyummu dan kenangan kita saat itu Sandy-yah~" bisikku. Entah kenapa tiba tiba aku menangis. Menangis karena aku takut. Melihatnya dengan hoya.... membuatku sakit. Kenapa aku harus merasakan hal ini untuk kedua kalinya?
*sungyeol p.o.v end*

"Hm aku sangat bahagia kita bisa jadi sepasang kekasih. Kau juga kan?" Tanya hoya sambil menggandeng tanganku. "Ne.. dan kuharap sungyeol menyukai hal ini" kataku sambil tersenyum. Diperjalanan, aku melihat sungyeol yang tengah tertidur di bangku halte. "Sungyeol-ah!!" Aku berlari ke arahnya dan kulihat matanya sangat bengkak. Apa dia kurang tidur? "Sungyeol-ah gwenchana?" Tanyaku sambil membangunkan sungyeol. "Ah~ waeyo??? Nugu??" Perlahan sungyeol membuka matanya "oh sandy-ah.." sunyeol langsung duduk dan mengusap matanya. "Kenapa kau tidur disini? Apakah kau baik baik saja?" Tanyaku khawatir. Entah kenapa aku sangat mengkhawatirkannya. "Oh.. ania gwenchana. Kau tidak pulang sandy?" Tanya sungyeol. "Aku dan sandy baru saja mau pulang. Tapi melihat kau tertidur disini.. aku tidak bisa meninggalkanmu" jawab hoya. "Gomawo hyung!! Baiklah... ka" sungyeol berdiri, merangkulku dan hoya untuk pulang.
Sesampainya dirumahku, "sungyeol-ah. Kau tidak mau main ke rumahku dulu?" Tanyaku. Sungyeol menggeleng dan kembali ke rumahnya. "Hahaha. Anak itu. Baiklah aku juga sepertinya harus pulang. Sebentar lagi hari mulai gelap. Terima kasih untuk hari ini." Hoya mengecup pipiku dan pulang. "Saranghae!!" Teriak hoya sambil berlari. Aku tersenyum. Aku merasakan ada sesuatu yang kembali timbul. Tapi kenapa aku menangis. "Yoseob oppa~ mianhada" aku menangis dan menangis. Aku merasa bersalah. Apakah mulai dari sekarang aku harus bisa melupakan yoseob oppa? "Kau tidak perlu melupakannya, kau hanya perlu menyimpannya di kotak kecil di dalam hatimu" aku kembali teringat perkataan sungyeol yang membuatku selalu merasa tenang dan bahagia.

*sungyeol p.o.v*
"Semoga kau bahagia bersamanya sandy-ah. Naeui cho sarang.." aku menatapnya dari jauh. Tersenyum... tapi menangis.
*p.o.v end*

1 bulan kisahku bersama hoya sebagai sepasang kekasih sudah terukir. Kita selalu bersama. Tapi aku tidak pernah melihat sungyeol lagi. Entah kemana dia pergi. "Chagiya.. kau tau kemana sungyeol pergi?" Tanyaku kepada hoya. "Uhuk uhuk" hoya tersedak minuman yang ia minum. "N..ne? Memangnya dia kemana?" Tanya hoya. "Aku tidak tau. Makanya aku bertanya padamu. Kukira kau tau kemana dia pergi. Aku sangat merindukannya" aku duduk disampingnya yang sedang minum jus di sofa. "Dia pasti akan kembali" jawab hoya.

*hoya p.o.v*
Aku menyingkirkannya. Dan sepertinya aku salah.
*flashback*
Saat aku berjalan pulang. Saat aku sudah seharian bersama sandy, aku berkunjung ke rumah sungyeol. "Oh.. hyung. Ayo masuk!" Seru sungyeol dengan semangat. "Bisakah... kau melupakannya?" Tanyaku. "Ne?" Sungyeol terlihat kaget. "Bisakah kau tidak perlu hadir lagi dalam kehidupannya.? Memberinya coklat panas setiap pagi ataupun hanya sekedar menanyakan kabarnya tiap pagi seperti apa yang sudah kau ceritakan padaku?" Tanyaku. "Ania. Aku tidak bisa. Dia sahabatku. Dan dia juga... cinta pertamaku. Aku tidak bisa pergi menjauh. Dan aku tidak bisa merasakan sakit lagi. Dengan aku selalu menanyakan kabarnya, dan dia menjawab baik baik saja. Itu sudah membuatku bahagia" jawab sungyeol. "Kau harus pergi sebelum aku membencimu!" Bentak hoya. "Kau? Membenciku? Bodoh." Jawab sungyeol. "Apa kau bilang?" Tanya hoya. "Kau bodoh. Aku sudah bilang padamu. Kau hanya menjaganya sebagai teman kan? Bukan sebagai kekasih! Aku mencintanya dan kau tau itu kan?!! Pantas apa kau membenciku eoh?!!" Bentak sungyeol. Aku hanya diam. Ya.. memang itu benar. Tapi perasaan, hati seseorang dapat berubah. "Baiklah, kalau itu maumu,  aku akan segera memesan tiket untuk kembali ke U.K. dan kupastikan.... sandy.. tidak akan bertemu denganku lagi" ucap sungyeol tegas.
*flashback end*
Maafkan aku chagiya~
Aku menatap sandy yang sedang menonton televisi. Dia tampak berbeda dari biasanya. Dia terlihat murung
*hoya p.o.v end*

Sungyeol-ah... bogoshippoyo.. jeongmal bogoshippo~

-Tbc-

Segini dulu kawan.. tunggu chapter 9 dan chapter 10 nya yaa

silakan dibaca dan follow twitterku @LLaudza yaa. Terima kasih^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar