Hoya menyapaku di depan pintu rumahku. Melambaikan tangannya untukku. "Annyeong... na hoya" ucap hoya sambil menghampiriku dan tersenyum padaku. "Nnee, annyeong" aku menjawabnya. Ini ajaib, aku bisa tersenyum hanya melihatnya. Aku tidak seperti ini sebelumnya. "Ya ya ya.. ayolah masuk. Tidak baik berdiri di depan pintu" sungyeol mendorong tubuh hoya dan kawan kawannya yang lain. "Hmm, sungyeol-ah.. kenapa kau mengajak teman temanmu ke rumahku?" Tanyaku. "Aniaaa~ aku hanya ingin mengajak mereka bermain ke rumah sahabatku yg terhebat" sungyeol merangkulku. Terhebat??? Jinjja?? "Hmm, yak! Hoya! Ajak sahabatku ini jalan jalan ya. Sepertinya... aku melihat hal yang berbeda dan pancaran wajahmu. Hahaha" ucap sungyeol. "Oh~ ne." Jawab hoya. Aku?? Kenapa harus jalan jalan bersama hoya?? "Aku?? Kenapa?? Ini rumahku, kau tidak bisa seenaknya menyuruhku untuk pergi dari rumahku sendiri!" Protesku. "Ah sudajlah turuti saja nee??" Sungyeol mengacak acak rambutku. Hoya menarik tanganku. "Baiklah, ayo noona. Mungkin dia ingin memberi kejutan untukmu saat kau kembali" kata hoya. "Kejutan apa?" Tanyaku. "Aku tidak tau. Namanya juga kejutan ;)" hoya mengajakku pergi berjalan kaki sampai ke jalan yang ramai. Sesampainya disana aku menggunakan bus kota bersama hoya. "Kudengar, kau pernah mengalami hal yang sangat buruk dalam hidupmu ya? Maaf sebelumnya.. ngg aku tidak bermaksud ikut campur" aku harus menjawab apa? Sejujurnya aku ingin membagi cerita ku ini tapi aku takut aku membuka kembali kotak memori yang tertutup rapat itu. "Ahh arraseo.. tidak usah dijawab. Aku mengerti" hoya tersenyum gugup padaku dan kembali menatap ke arah jendela. Syukurlah~ kali ini aku merasa... lebih lega. "Hey, aku ingin membeli kimchi di kios langgananku. Kau harus tau nee?" Hoya memecahkan lamunanku. Aku hanya mengangguk. Ini sangat kebetulan karena aku sedang merasa lapar sekali. Sesampainya di terminal terakhir, aku dan hoya berjalan menuju kios yg hoya maksud. Kios yang sederhana. Penjualnya adalah seorang halmoni (nenek). "Halmoniii aku kembali. Aku ingin membeli kimchi dan bulgogi 2 porsi nee?!" Ucap hoya bersemangat. Aku duduk tidak jauh dari meja kios sang halmoni. Benar benar sederhana kios ini. Kursi kayu antik yg sedikit rapuh karena termakan usia. Tenda yang sudah sedikit berlubang. Sepertinya halmoni sudah bertahan selama puluhan tahun di kios ini. "Ini... memang sulit untuk dipercaya. Kau tidak akan percaya akan ceritaku ini noona." Kata hoya sambil menatap ke arah halmoni yang sedang memasak. "Apa itu?" Tanyaku. "Tentang kios ini. Butuh waktu lama untuk mematenkan kios ini (menjadi miliknya). Ia melalui masa masa sulit. Dalam satu waktu, ia harus membayar tunggakan kios ini selama 2 bulan dengan harga yang tidak murah, selain itu suaminya yang sekarang telah tiada sakit keras pada waktu itu. Dan anaknya.. entah dimana mereka. Seperti tidak peduli" hoya bercerita dengan sangat detail. "Lalu,apa yg halmoni lakukan?" Tanyaku. "Aku bertemu dengannya. Saat itu aku masih berumur 15 tahun. Aku sendirian karena orang tuaku mengusirku pergi. Mereka tidak setuju aku bermusik. Aku sangat lapar waktu itu. Halmoni masih muda. Aku diberikan satu porsi kimchi olehnya. Dan aku sangat kenyang. Pada saat itu halmoni tidak memintaku untuk membayarnya. Lalu aku pun berterima kasih dan pergi. Aku berjanji aku akan kembali suatu saat nanti saat aku sudah sukses" hoya menjelaskan dengan panjang lebar. "Beberapa bln kemudian, aku kembali. Dengan kantung yg sudah penuh dengan uang hasil keringatku sendiri. Pada saat itu aku menjadi penyanyi kafe dan dibayar lebih tinggi. Juga aku menjadi seorang pengamen. Saat aku kembali, halmoni terlihat menangis, memohon pada 4 lelaki memakai pakaian yang terlihat seperti seorang bodyguard. Aku mendekat ke arah mereka...."
*Flashback*
"Ada apa ini?!" Tanyaku. Aku membantu halmoni yang terududuk lemah dihadapan mereka. "Aku beri kau 2 hari untuk membayar kios ini!! Hanya 800.000 ₩ saja kau tidak bisa membayar?! Ck! Keterlaluan!!" Bentak seorang pria berjas resmi. "Baik! Aku akan membayarnya! Ini! Ambilah! Dan jangan kembali mengganggu... eomma!!" Bentakku. Aku memberikan 1.000.000₩ untuk pria itu. "Ayo pergi" pria itupun pergi dan tidak pernah kembali lagi
*flashback end*
"Jadi... sampai sekarang aku sudah menganggapnya eomma. Sejak saat itu, aku sementara tinggal di rumah kecil halmoni yg tidak jauh dari kios ini. Aku membantunya bekerja membereskan kios setiap pagi dan malam. Namun aku belajar untuk hidup mandiri ketika umurku 18 tahun. Hanya 3 tahun aku tinggal dengan halmoni. Sekarang umurku 23 tahun" ujar hoya. Aku menitikan air mata tanpa sadar. "Ini nak kimchinya~ hm siapa dia??" Halmoni datang membawakan pesanan hoya. "Oh gomapda halmonii. Ini sandy, teman baruku." Halmoni tersenyum padaku. Begitu pula denganku. "Selamat menikmati~" halmoni kembali ke mejanya. Aku menatap halmoni yang sudah renta. "Ayo makan. Ini enak loh" hoya mengambil sumpit yg tersedia. "Nee" akupun memakan kimchi dan bulgogi buatannya. Rasanya sangat enak sekali. Aku mendapat satu pengalaman baru. Kisah hidup halmoni.. membuatku sadar bahwa aku masih beruntung dibandingkan beliau. Aku menangis saat aku menyantap kimchi. Tanpa disadari oleh Hoya..
-TBC-
Mohon kritik dan sarannya ya kawaaaaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar