"Ayo kita jalan jalan lagi" hoya dan aku telah menyelesaikan santapan siang kami. "Halmoni... ini uangnya. Sekarang aku akan mengajaknya jalan jalan. Jadi sampai bertemu besok nee. Annyeong~" hoya membungkuk dan aku juga. Aku hanya tersenyum dan kembali berjalan kaki bersama hoya "jalanan ini sangat sejuk. Karena di musim gugur seperti ini banyak bunga yg berubah warna dar berjatuhan. Rasanya tenang sekali. Bagaimana menurutmu?" Tanya hoya. "Aku juga berpikir begitu" tiba tiba aku membayangkannya lagi. Knp perasaan itu datang??
*flashback sandy*
"Sudah direkam??" Tanyaku sambil memegang layar handycam yg dipegang yoseob. "Daritadi chagi.. hahaha" aku mengkerucutkan bibirku. "Annyeoooong ini adalah kami.. everlasting couple! Ah jinjja~ haha" yoseob dengan malu malu mengucapkan perkataan itu. "Forever couple sedang berada di sisi jalan dimana banyak pohon sakura disini. Sekarang musim gugur... jadi banyak sekali bunga yg berjatuhan. Ini indah sekali." Aku mengambil beberapa bunga yang berjatuhan di sekitar jalan, sedangkan yoseob merekamnya. "Kau lucu" ucap yoseob. Ia menghampiriku dan mencubit pipiku. "Andwee lepaskan" aku menjulurkan lidahku dan berjalan lagi. "Yak! Jangan tinggalkan aku. Bagaimana dengan rekaman ini eoh?" Yoseob mematikan recordernya dan mengejarku
*flashback end*
"Yoseob oppa~" bisikku. "Ne??" Tanya hoya heran. Aku segera tersadar dari lamunanku. "Ah.. ania.. ania.. mian" aku tersenyum pada hoya dan menarik tangannya. "Ayo. Berlari di area ini sangat menyenangkan" aku berlari dan hoya mengikuti. Aku tersenyum. Menutupi rasa sedih yg sekarang menyelimutiku karena memori itu. Aku sangat sedih mengingat kembali kenanganku dengan yoseob. "Kau sangat baik noona. Tapi bolehkah aku berhenti? Aku kelelahan noona." Ucap hoya yang mengatur napasnya yg tersengal sengal. "Eh? Mianhae" aku pun berhenti berlari dan menatap hoya yang kecapean. "Hmm bisakah kau memanggilku sandy saja? Aku masih berumur 20 tahun" kataku sambil menatapnya yang sedang mengatur napas. "Oh tidak masalah sandy-ssi" jawab hoya. Dia masih terlihat kecapean. Aku tersenyum memandang wajahnya yang terlihat seperti tersiksa. "Sekarang kita mau kemana sandy-ssi?" Tanya hoya. "Mollayo~ kau punya tempat rekomendasi untuk jalan santai?" Tanyaku. "Aku tidak tahu lagi harus kemana. Baiklah mungkin cukup untuk hari ini. Ayo kita ke supermarket" ajak hoya. Hoya menggenggam tanganku. Dan berjalan menuju supermarket terdekat. Seperti yoseob. Genggaman tangannya sangat hangat. Membuatku tenang dan tidak merasa gelisah lagi. "Hmm nanti kau mau minum apa?" Tanya hoya. "Apa saja. Tapi aku ingin minum soju" jawabku. "Oh! Soju?! Kau kan wanita. Tidak tidak. Tidak boleh" kata hoya. "Ah jebaal" aku memohon kepada hoya. Kenapa dia benar benar seperti yoseob? Ia melarangku untuk minum soju karena alasan aku adalah perempuan. Kenapa bisa sama? Sesampainya di supermarket aku memilih milih makanan dan minuman yang akan aku beli. "Kumohon jangan beli soju" bisik hoya. "Nee kau tenang saja" jawabku sambil mengambil cola di dalam lemari es supermarket. "Hanya ini saja yang kau beli?" Tanya hoya sambil memegang botol cola. Aku mengangguk. "Ayo beli yang lain" ajak hoya. "Ania.. ini saja cukup kok" jawabku. "Hmm begitukah? Ya sudah beli air mineral satu untukmu dan juga... hmm... penambah ion tubuh. Kutau kau pasti lelah kan?" Hoya mengambil beberapa botol air mineral dan penambah ion tubuh. Aku hanya bengong melihat sifatnya ini. Kamipun membayar semua barang belanjaan dan bergegas pulang karena hari sudah mulai senja. "Ayo kita pulang. Dan kita lihat apakah ada kejutan untukmu atau tidak" ucap hoya sambil membawa kantung belanjaan. Saat menyebrang jalan, dari kejauhan datang sebuah mobil yang berkecepatan tinggi. Eotteohke??
-TBC-
udah nyampe chapter 8 kali :p
BalasHapus